Kamis, 17 Oktober 2013

Peningkatan Kemampuan Menulis Huruf Hijaiyah pada Siswa Kelas II SD Negeri 2 Legokjawa Melalui Penggunaan Teknik Menulis Terbimbing


A.   Judul
Peningkatan Kemampuan Menulis Huruf Hijaiyah pada Siswa Kelas II SD Negeri 2 Legokjawa Melalui Penggunaan Teknik Menulis Terbimbing
B.   Penulis
Nama                   : Eman Sudirman, S.Pd.I
Tempat Tugas    : SD Negeri 2 Legokjawa, Kec. Cimerak, Kab. Ciamis
No. Hp                  : 085321830808
C.   Abstrak
Abstrak
Penggunaan teknik menulis terbimbing diupayakan untuk meningkatkan kemampuan menulis huruf hijaiyah pada siswa kelas II SD Negeri 2 Legokjawa, Kec. Cimerak, Kab. Ciamis Tahun Pelajaran 2011/2012. Sebelumnya, sebagian besar dari siswa di kelas ini dinilai kurang mampu. Hal ini salah satunya disebabkan oleh pengelolaan pembelajaran tidak menggunakan teknik yang tepat. Untuk mengatasi masalah ini digunakan teknik menulis terbimbing. Upaya ini ditempuh melalui prosedur penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan dalam tiga siklus, dengan langkah-lang: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan evaluasi, dan (4) refleksi. Seteleh upaya ini berlangsung, secara bertahap kemampuan siswa meningkat, hingga pada siklus terakhir seluruh siswa dinyatakan mencapai nilai di KKM yang telah ditetapkan. Untuk itu, dianjurkan agar ke depan teknik didayagunakan dengan baik pada materi yang sama maupun berbeda.
D.   Kata Kunci: Peningkatan, Kemampuan, Menulis Huruf Hijaiyah, Siswa Kelas II SD, Teknik Menulis Terbimbing
E.   Pendahuluan
  1. Latar Belakang Masalah
Mampu dan terampil menulis dengan baik dan benar menjadi salah satu tujuan pembelajaran di sekolah, baik yang formal maupun informal. Salah satu yang diajarkan di Sekolah Dasar yaitu cara menulis Al-Quran dan Hadits. Pembelajaran menulis ini dimulai pada sekolah tingkat dasar, yakni Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah.
1
 
Kemampuan dalam menulis Al-Quran dan Hadits ini menjadi salah satu bagian dari penguasaan yang harus dimiliki peserta didik. Pembelajaran menulis Al-Quran dan Hadits yang dimulai sejak dini diharapkan akan memberikan hasil yang lebih baik. Untuk menjembatani itu, diperlukan upaya yang serius dari guru, agar anak didiknya mampu dalam menulis Al-Quran dan Hadits dengan baik dan benar.
Menurut Fadlulah (2008: 110), menjelaskan bahwa pada usia sekolah dasar, anak mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar: membaca, menulis, dan berhitung sebagai dasar penalaran untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Pengembangan kemampuan baca-tulis dan berhitung itu dilakukan secara terintegrasi dengan pemecahan masalah sehari-hari.
Al-Quran dan Hadits sebagai sumber utama ajaran Islam yang harus dipelajari, dihayati, dan diamalkan. Salah satu proses yang dapat dilakukan adalah dengan jalan mempelajari tulisan ayat-ayat Al-Quran dan Hadits. Oleh karena itu, pembelajaran menulis Al-Quran dan Hadits sangat penting diberikan kepada anak-anak, terutama di Sekolah Dasar. Dengan menulis, anak dapat membaca kembali huruf-huruf yang ditulisnya. Selain itu, anak akan lebih cepat dan tahan lama untuk mengingatnya. Kondisi ini pada gilirannya akan memudahkan anak untuk menghayati dan mengamalkan isi kandungan Al-Quran dan Hadits. Terlebih lagi jika anak telah mampu untuk menerjemahkannya.
Allah SWT berfirman dalam surah Al-‘Alaq ayat 1-5 yang menjelaskan pentingnya belajar menulis:
اِقْرَأْبِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَ.
 خَلَقَ اْلاِنْسَانَ مِنْ عَلَقِ.
 اِقْرَأْ وَرَبُّكَ اْلاَكْرَمُ.
 الَّذِيْ عَلَّمَ بِاْلقَلَمِ.
عَلَّمَ اْلاِنْسَانَ مَالَمْ يَعْلَمْ
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhan-mulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Depag RI, 2005: 598).

SD Negeri 2 Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis merupakan salah satu sekolah yang cukup pavorit di kalangan orang tua untuk menyekolahkan anaknya di sisni. Akan sangat disayangkan, jika ditemukan anak tidak mampu dalam menulis huruf hijaiyah yang menjadi salah satu tujuan pembelajaran pada mata pelajaran PAI.
Berdasarkan hasil refleksi awal menunjukkan rata-rata anak kelas II SD Negeri 2 Legokjawa masih terkategori kurang mampu dalam menulis huruf hijaiyah dengan baik dan benar. Selama proses pembelajaran menulis huruf hijaiyah sedang berlangsung, siswa tampak banyak mendapat kesulitan, yang disebabkan oleh kurang terbimbing dalam memenuhi setiap tuntutan. Pengelolaan proses pembelajaran seperti ini dirasakan telah gagal mengantarkan seluruh siswa pada tujuan yang diinginkan.
Untuk memperbaiki proses pengelolaan pembelajaran yang telah lalu itu, menjadi tanggung jawab penulis sepenuhnya. Upaya yang ditempuh dalam rangka itu mengikuti alur perbaikan pembelajaran berdasarkan tuntutan metode penelitian tindakan kelas. Atas dasar itu yang telah mendorong diadakannya ini yang berfokus pada pokok persoalan di atas.

b.    Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, diperoleh gambaran adanya masalah sebagai berikut.
  1. Sebagian besar siswa kelas II SD Negeri 2 Legokjawa, kurang mampu menulis huruf hijaiyah dengan baik dan benar.
  2. Pengelolaan proses pembelajaran menulis huruf hijaiyah yang telah dilakukan guru, dinilai telah gagal.
  3. Perlu perbaikan segera dalam pengelolaan proses pembelajaran menulis hijaiyah menuntut kepada guru agar ada upaya stratgis.
c.    Cara Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi masalah seperti pada identifikasi masalah di atas, upaya yang ditempuh adalah mengelola proses pembelajaran menulis huruf hijaiyah berdasarkan langkah-langkah teknik menulis terbimbing. Penggunaan teknik tersebut harus direncanakan dengan baik. Hal ini tentunya agar pelaksanaan pembelajaran dapat berlangsung sebagaimana yang diharapkan. 
d.    Rumusan Masalah
Bertolak dari masalah dan cara pemecahan yang diupayakan, apa yang menjadi pokok masalah yang perlu ditindaklanjuti melalui penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
  1. Bagaimana langkah-langkah menggunakan teknik menulis terbimbing agar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis huruf hijaiyah?
  2. Apakah kemampuan siswa dalam menulis huruf hijaiyah meningkat setelah digunakan teknik menulis terbimbing?  
e.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini, meliputi:
  1. Untuk memperbaiki kinerja guru dan siswa dalam pembelajaran menulis huruf hijaiyah;
  2. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis huruf hijaiyah;
  3. Untuk mengetahui langkah-langkah penggunaan teknik menulis terbimbing dalam meningkatkan kemampuan munulis huruf hijaiyah pada siswa.
  4. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menulis huruf hijaiyah setelah digunakan teknik menulis terbimbing.
f.     Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan:
1.    Dapat menambah pengetahuan dan memberi pengalaman kepada guru dalam mengelola proses pembelajaran menulis huruf hijaiyah berdasarkan ketentuan teknik menulis terbimbing.
2.    Dapat menambah pengetahuan dan memberikan pengalaman berharga kepada siswa ketika dirinya terlibat secara aktif dalam pembelajaran menulis huruf hijaiyah berdasarkan langkah-langkah teknik menulis terbimbing.
3.    Dapat memberikan tolok ukur dan atau informasi penting bagi kepala sekolah dan guru mengenai kualitas pengelolaan proses pembelajaran yang telah berlangsung. 

g.    Kajian Teori dan Hipotesis Tindakan
1.    Kajian Teori
a)    Pengertian Menulis Huruf Hijaiyah
Huruf hijaiyah adalah kumpulan huruf Arab yang terdapat dalam ayat Al-Quran. Sehingga yang dimaksud dengan menulis huruf hijaiyah adalah menulis huruf hijaiyah atau huruf Arab yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku atau sesuai dengan teks aslinya (teks Al-Quran).
6
 
Dalam menulis huruf hijaiyah, diperlukan suatu keterampilan dan potensi yang harus dikembangkan. Jika potensi yang dimiliki oleh seseorang tidak dilatih secara kontinyu dan konsisten, maka potensi tersebut menjadi hilang secara perlahan-lahan. Sebagaimana yang diungkapkan Kusnawan (2004:25), pada dasarnya setiap orang telah memiliki keterampilan dan potensi dalam menulis, hanya saja keterampilan dan potensi yang dimiliki harus dikembangkan. Oleh karena itu, kemampuan dalam menulis merupakan kemampuan yang kompleks yang menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan. Meskipun demikian, kemampuan tersebut bukanlah semata-mata milik golongan orang yang memiliki bakat menulis saja.
Pembelajaran menulis huruf hijaiyah sangat penting diberikan kepada anak-anak, terutama di Sekolah Dasar. Dengan menulis, anak dapat membaca kembali huruf-huruf yang ditulisnya. Selain itu, anak akan lebih cepat dan tahan lama untuk mengingatnya. Kondisi ini pada gilirannya akan memudahkan anak untuk menghayati dan mengamalkan isi kandungan Al-Quran dan Hadits. Terlebih lagi jika anak telah mampu untuk menerjemahkannya.
Ketika menulis huruf hijaiyah atau huruf Arab secara tunggal (terpisah) maupun bersambung, maka bentuk setiap huruf yang ditulis akan berbeda cara menuliskannya dari satu huruf dengan huruf lainnya. Ada huruf yang bentuknya sama, yang membedakannya adalah pada jumlah titik. Sama seperti membentuk huruf latin a akan berbeda hurufnya dengan huruf b. Oleh karena itu, diperlukan suatu latihan yang sungguh-sungguh dalam belajar menulis huruf ini sehingga memiliki suatu kemampuan dalam menuliskannya.
Menurut Wahyudi (2004:14), kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran menulis al-Quran, antara lain:
1)      Kemampuan menulis huruf tunggal ; kemampuan dalam menulis huruf hijaiyah satu persatu dari huruf “Alif “ hingga “Ya”.
2)      Kemampuan merangkai huruf dalam kalimat; kemampuan merangkai huruf tunggal. Kemampuan merangkai ini akan terlihat dari kemampuan membedakan mana huruf yang bisa disambung dan mana huruf yang tidak bisa disambung, serta bagaimana perubahan-perubahan yang akan terjadi ketika dalam proses merangkai tersebut.
3)      Kemampuan dalam menerapkan tanda baca dalam menulis Al-Quran; kemampuan dalam member harakat, baik itu fathah, kasrah, dhamah maupun sukun serta panjang dan pendek.
b)   Teknik Menulis Terbimbing dalam Menulis Huruf Hijaiyah
Sama dengan menulis interaktif (interactive writing), menulis terbimbing (guided writing) ini menyajikan bimbingan secara langsung. Tompkins (2008:27) berkata, “Teacher scaffold or support children’s writing during guided writing, ….” Sebelum dan selama proses menulis dilakukan siswa, guru memberikan penjelasan-penjelasan tentang aspek-aspek terkait pada proses menulis yang bersangkutan.
Kaitannya dengan pembelajaran menulis huruf hijaiyah, pada menulis terbimbing ini, guru membuat rencana kegiatan menulis terstruktur tentang huruf hijaiyah. Kegiatan terstruktur tersebut berupa urutan atau tahapan kegiatan menulis huruf hijaiyah yang baik dan benar. Konsep dan cara melakukan setiap tahapan tersebut dijelaskan guru. Selanjutnya, siswa menulis huruf hijaiyah sesuai dengan struktur kerja yang direncanakan dan dijelaskan guru. Pada saat siswa menulis huruf hijaiyah, guru mengawasi kegiatan siswa tersebut. Berkenaan dengan hal itu, Tompkins (2008:27) berkata, “The teacher plan structured writing activities and then supervise as children do the writing.”
Dengan model ini, diharapkan siswa mendapatkan pemahaman dan pengalaman tentang bagaimana proses menulis huruf hijaiyah itu. Dalam model ini, pemberian bimbingan jelas sekali diberikan guru kepada siswa dalam bentuk rancangan kegiatan terstruktur dan penjelasannya. Dari hal tersebut, diharapkan siswa memahami proses penulisan huruf hijaiyah secara tepat. Dalam model ini, juga terlihat ada pemberian pengalaman menulis huruf hijaiyah dengan pengawasan guru.
Tompkins (2008:28) mengatakan bahwa menulis terbimbing (guided writing) ini cocok untuk maksud:
1.    merancah pengalaman menulis bagi siswa;
2.    mengenalkan tipe atau cara tertentu yang berbeda dalam kegiatan menulis;
3.    membelajarkan siswa dalam proses menulis.
Penggunaan teknik  menulis terbimbing dalam pembelajaran menulis huruf hijaiyah akan memberi dampak  positif  kepada siswa, baik terhadap proses maupun hasil belajarnya. Begitu pun bagi guru, lebih kurangnya ia akan merasa terdorong untuk menjadi model yang baik dalam memenuhi setiap tuntutan dan arah pembelajaran yang akan dikelolanya tidak sulit untuk ditempuh. Pernyataan ini didukung oleh pendapat Uno (2009: 49), yang dikutip berikut.
Setiap teknik  pembelajaran yang ditempuh secara profesional, akan memberi dampak kebaikan kepada guru dan siswa. Kebaikan bagi guru, tidak sedikit, termasuk di dalamnya memudahkan ia pada saat merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan menindaklanjuti hasil kegiatan belajar mengajar. Siswa pun tidak jauh berbeda dengan guru, termasuk di dalamnya aktivitas belajar menjadi lebih bermakna dan hasil belajarnya paling tidak mendekati harapan.

Nilai kebaikan teknik  menulis terbimbing bagi guru dan siswa dapat diungkap dari pendapat Sapani (2009: 84), yaitu “Teknik  menulis terbimbing akan mengaktifkan guru dan siswa selama dalam proses kegiatan belajar mengajar. Guru bertugas membimbing siswa ke arah yang diinginkan dalam kegiatan pembelajaran menulis”. Lebih lanjut dikemukakan “Dampak dari bimbingan yang terarah ini, proses belajar siswa dalam memenuhi setiap tuntutan pembelajaran menulis menjadi lebih mudah karena ada yang membimbingnya ke arah yang benar, dan pada akhirnya hasil belajar menjadi lebih baik” (Sapani, 2009: 85).
Selain itu, dari ahli lain diperoleh suatu pandangan bahwa “Teknik menulis terbimbing adalah upaya penyajian materi ajar menulis yang dilakukan guru kepada siswa dengan cara membimbing siswa ke arah proses dan hasil menulis yang diharapkan. Melalui upaya ini, siswa akan lebih mudah menyerap isi pesan yang disampaikan sebagai materi ajar menulis yang harus dikuasainya setelah proses pembelajaran berlangsung ” (Pringgawidagda, 2006: 103).
Bertolak dari pandangan para ahli di atas, diperoleh gambaran tentang penyajian materi ajar menulis kepada siswa berdasarkan langkah-langkah strategis teknik menulis terbimbing. Teknik menulis terbimbing adalah upaya penyajian materi ajar yang dilakukan guru dengan cara membibing siswa selama proses menulis yang diinginkan sedang berlangsung. Tugas siswa selain aktif menerapkan langkah-langkah tersebut, juga harus kreatif dalam menghasilkan sebuah tulisan yang diharapkan. Oleh karena itu, setiap langkah-langkah strategis yang dianjurkan guru hendaknya dipelajari dengan seksama dan kemudian berusaha untuk menerapkannya sesuai dengan prosedur. 
F.    Metodologi Penelitian
  1. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Penelitian ini akan dihentikan apabila ketuntasan belajar secara kalasikal telah mencapai 85% atau lebih. Jadi dalam penelitian ini, peneliti tidak tergantung pada jumlah siklus yang harus dilalui.



b.    Tempat, Waktu, dan Subjek Penelitian
1.    Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SD Negeri 2 Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran 2011/2012.
2.    Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada Minggu I bulan Agustus semester gasal 2011/2012.
3.    Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa-siswi Kelas II SD Negeri 2 Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran 2011/2012.
c.    Desain Penelitian
          Desain dalam penelitian tindakan kelas disebut juga pola atau model yang diikuti peneliti sebagai langkah konkret merencanakan, melaksanakan, mengobservasi, dan merefleksi tindakan setiap siklus yang telah berlangsung (Kunandar, 2008: 84).

d.    Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
          Teknik dan instrumen pengumpulan data dalam suatu penelitian tindakan kelas perlu ditentukan dengan teliti. Menurut Kunandar (2008: 274) “Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas biasanya meliputi observasi, tes, wawancara, dan diskusi.” Teknik-teknik tersebut digunakan pula dalam mengumpulkan data penelitian tindakan kelas ini. Deskripsi teknik tersebut, sebagai berikut.
1.    Tes digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan siswa dalam menulis huruf hijaiyah.
2.    Observasi digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas guru dan siswa dalam KBM menulis huruf hijaiyah dengan menggunakan teknik menulis terbimbing.
3.    Wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang hal-hal yang dirasakan guru dan siswa selama dalam KBM menulis huruf hijaiyah dengan menggunakan teknik menulis terbimbing.
4.    Diskusi digunakan untuk merepleksi hasil siklus PTK menulis huruf hijaiyah dengan menggunakan teknik menulis terbimbing.
Untuk setiap teknik pengumpulan data di atas digunakan instrumen yang sesuai dengan teknik tersebut.
1. Lembar soal dan lembar jawaban digunakan untuk instrumen teknik tes. Pada lembar soal terdapat pertanyaan yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis huruf hijaiyah secara tunggal dan menulis huruf hijaiyah bersambung.
2. Lembar observasi digunakan untuk instrumen teknik observasi. Pada lembar observasi terdapat hal-hal yang diobservasi terkait dengan aktivitas guru dan siswa dalam KBM menulis huruf hijaiyah dengan menggunakan teknik menulis terbimbing.
3. Lembar wawancara digunakan untuk teknik wawancara. Pada instrumen ini terdapat hal-hal yang perlu ditanyakan kepada guru dan siswa sehubungan apa yang mereka rasakan selama KBM menulis huruf hijaiyah dengan menggunakan teknik menulis terbimbing.
4. Lembar diskusi digunakan untuk teknik diskusi. Pada instrumen ini terdapat hal-hal yang harus didiskusikan, baik yang diperoleh melalui tes, observasi, maupun wawancara.
e. Teknik Analisis Data
         Data yang dikumpulkan melalui teknik dan instrumen pengumpulan data dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam KBM menulis huruf hijaiyah dengan menggunakan teknik menulis terbimbing. Lebih jelasnya mengenai data yang akan dianalisis tersebut, sebagai berikut.
1.    Data langkah-langkah peningkatan kemampuan siswa dalam menulis huruf hijaiyah berdasarkan prosedur pembelajaran teknik menulis terbimbing, baik yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan tes dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase. Kemudian hasilnya dikategorikan dalam klasifikasi berikut.
1)    Aktivitas siswa selama KBM menulis huruf hijaiyah dengan menggunakan teknik menulis terbimbing, hasil analisisnya dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
2) Aktivitas guru selama selama KBM menulis huruf hijaiyah dengan menggunakan teknik menulis terbimbing, hasil analisisnya dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
3) Efektivitas teknik menulis terbimbing dalam KBM  menulis huruf hijaiyah dianalisis secara deskriptif, dan hasilnya dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil.
2. Peningkatan kemampuan siswa kelas II SD Negeri 2 Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis dalam menulis huruf hijaiyah setelah mengikuti prosedur pembelajaran teknik menulis terbimbing yang diperoleh melalui tes dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase. Kemudian hasilnya dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
G. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Siklus I
1)    Perencanaan Tindakan
         Pada tahap perencanaan tindakan siklus I, menempuh langkah-langkah sebagai berikut.
(1)   Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa melalui teknik menulis terbimbing.
(2)   Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran menulis huruf hijaiyah yang akan disajikan dengan menggunakan teknik menulis terbimbing.
(3)   Membuat lembar kerja siswa.
(4)   Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
(5)   Membuat instrumen yang digunakan dalam PTK siklus I, antara lain:
·         lembar observasi untuk perencanaan pembelajaran;
·         lembar observasi untuk aktivitas guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran;
·         lembar wawancara untuk guru dan siswa serta teman sejawat.
2)          Pelaksanaan Tindakan
(1)  Kegiatan Awal
            Kegiatan awal, berlangsung selama 15 menit. Mengawali kegiatan pembelajaran menulis huruf hijaiyah, guru mengadakan apersepsi dengan cara mengingatkan siswa pada materi ajar yang telah dipelajari sebelumnya. Untuk mengetahui daya ingat siswa terhadap materi ajar tersebut, guru mengajukan pertanyaan berikut “Siapakah, di antara kalian yang masih mengingat bahan pembelajaran menulis huruf hijaiyah?”. Salah seorang siswa yang duduk di bangku paling depan mengangkatkan tangan, tandanya ia ingin memberikan jawaban. Silakan Sri, kata Pa guru. Sri memberi jawaban sebagai berikut “Huruf dasar. Bahasa yang digunakan, sangat singkat tetapi jelas, dalam arti mudah dimengerti oleh penerima pesan“. Benar sekali jawabanmu, Sri. Pa guru menyerukan kepada seluruh siswa agar memberikan tepuk tangan sebagai tanda penghargaan kepada Sri dan juga untuk memotivasi seluruh siswa di kelas itu.
Selesai kegiatan apersepsi, guru menjelaskan tujuan yang harus dicapai dan cara untuk mencapainya. Pusat perhatian seluruh siswa tertuju pada penjelasan guru. Mengakhiri kegiatan awal, guru memotivasi siswa dengan pesan-pesan berikut “Siapa saja yang belajar dengan giat dan sungguh-sungguh, ia akan berhasil mencapai tujuan. Oleh karena itu, marilah kita belajar meresfon seruan dari ungkapan ini dengan sebaik-baiknya”.
(2)  Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti, berlangsung selama 35 menit. Mengawali kegiatan inti, guru membentuk beberapa kelompok kecil yang terdiri atas 4 orang siswa dan memberi nama setiap kelompok disertai penetapan siswa yang akan bertindak sebagai tutor dalam kelompok belajar yang telah dibentuk. Usai kegiatan ini, guru memberikan lembar kerja yang di dalamnya terdapat contoh atau pemetaan pesan singkat yang ditandai dengan beberapa nomor. Hal ini sengaja dilakukan guru agar siswa belajar mengonstruksi bagian-bagian pesan singkat.
Tampak, seluruh perhatian siswa pada contoh tersebut. Dalam pada itu, siswa mendapat instruksi dari guru agar menentukan nomor-nomor tersebut berarti apa dalam struktur penulisan huruf hijaiyah secara tunggal dan bersambung. Upaya ini cukup berhasil membangun pemahaman awal siswa terhadap teknik menulis huruf hijaiyah secara tunggal dan bersambung.
Selain itu, dapat dinyatakan pula bahwa siswa sedang belajar memecahkan masalah sebagai tahap awal dalam proses eksplorasi.
Kepada seluruh siswa, guru memberi kesempatan untuk bertanya atau saling bertanya jawab (tahap konsolidasi).
Selesai kegiatan mengonstruksi, eksplorasi, konsolidasi, dan elaborasi, guru memerlihatkan contoh-contoh penulisan huruf hijaiyah secara tunggal dan bersambung. Proses belajar siswa dari contoh-contoh tersebut cukup menambah pemahamannya terhadap teknik penulisan huruf hijaiyah secara tunggal dan bersambung. Hal ini terbukti pada saat siswa dituntut untuk merefleksi setiap huruf hijaiyah yang ditulisnya. Dengan demikian, secara tidak langsung sebenarnya siswa sedang dalam konteks penilaian yang sebenarnya (authentic assessment).
(3)  Kegiatan Akhir
Tiba dipenghujung akhir pembelajaran menulis huruf hijaiyah, guru dan siswa bersinergi menempuh langkah-langkah berikut. Guru dan siswa menyimpulkan materi ajar yang baru saja dipelajari. Untuk lebih memahamkan siswa pada materi ajar tersebut, guru memberikan bahan penugasan untuk diselesaikan secara individu, di rumah. Kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung selama 10 menit. Waktu yang tersisa dari keseluruhan, lebih kurang 20 menit. Sisa waktu ini digunakan guru untuk mengevaluasi kemampuan siswa.  Evaluasi pun berlangsung dengan tertib, tentunya ini karena adanya pengawasan secara ketat dari guru. Mengakhiri kegiatan pembelajaran menulis huruf hijaiyah pada siklus I, guru dan siswa menutupnya dengan do’a.
Ada beberapa catatan penting sehubungan dengan aktivitas guru dan siswa dalam pelaksanaan tindakan siklus I yang diperoleh melalui pengamatan penulis dan teman sejawat guru pelaksana tindakan. Inti catatan dimaksud menunjukkan pelaksanaan tindakan siklus I belum sesuai dengan rencana. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan berikut.
·         Sebagian kelompok belum terbiasa dengan kondisi belajar berdasarkan teknik menulis terbimbing.
·         Sebagian kelompok belum memahami langkah-langkah teknik menulis terbimbing, secara utuh dan menyeluruh.
·         Untuk mengatasi masalah di atas dilakukan upaya sebagai berikut:
·         guru dengan intensif memberi pengertian kepada siswa kondisi dalam berkelompok, kerjasama kelompok, keikutsertaan siswa dalam kelompok;
·         guru membantu kelompok yang belum memahami langkah-langkah teknik menulis terbimbing.
Setelah diupayakan langkah-langkah tersebut siswa mulai terbiasa dengan kondisi belajar berdasarkan langkah-langkah teknik menulis terbimbing, dan siswa mampu menyimpulkan bahwa  pembelajaran menulis huruf hijaiyah dengan menggunakan teknik menulis terbimbing memiliki langkah-langkah tertentu.
3)    Observasi dan Evaluasi
Hasil observasi dan evaluasi pembelajaran menulis huruf hijaiyah dengan menggunakan teknik menulis terbimbing pada siklus I diperoleh gambaran sebagai berikut.
(1)  Hasil observasi aktivitas siswa dalam PBM selama siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1
Perolehan Skor Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus I
Kelompok
Skor Perolehan
Skor Ideal
%
Keterangan
Diponegoro
11
16
69

Hasanudin
12
16
75

Imam Bonjol
14
16
88
Tertinggi
Patimura
10
16
63

Cut Nya Dien
8
16
50
Terendah
Teuku Umar
10
16
63

Kartini
11
16
69

Dewi Sartika
12
16
75

Rerata
11
16
69


(2)  Hasil observasi siklus I tentang aktivitas guru dalam PBM pada siklus I masih tergolong rendah dengan perolehan skor 27 atau 61,36%, sedangkan skor idealnya adalah 44. Hal ini terjadi karena guru lebih banyak berdiri di depan kelas dan kurang memberikan pengarahan kepada siswa bagaimana menulis huruf hijaiyah secara tunggal dan bersambung.
(3)  Selain aktivitas guru dalam PBM, penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran pun masih tergolong kurang. Dari skor ideal 100, skor perolehan rata-rata hanya mencapai 62 atau 62%.







Grafik 1
Perolehan Skor Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus I

4)    Refleksi dan Perencanaan Ulang
          Kegiatan refleksi terhadap keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pembelajaran menulis huruf hijaiyah dengan menggunakan teknik menulis terbimbing pada siklus I, sangat penting, dan ini akan menjadi masukan dalam menyusun perencanaan ulang untuk pelaksanaan tindakan siklus II. Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada tindakan siklus I, sebagai berikut.
(1)   Guru belum terbiasa menyiptakan suasana pembelajaran menulis huruf hijaiyah dengan menggunakan teknik menulis terbimbing. Hal ini diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam PBM hanya mencapai 61,36%.
(2)   Sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar berdasarkan langkah-langkah teknik menulis terbimbing. Meski demikian, mereka merasa senang dan antusias dalam belajar. Hal ini bisa dilihat dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam PBM hanya mencapai 69%.
(3)   Hasil evaluasi pada tindakan siklus I mencapai rata-rata nilai 6,20.
(4)   Masih ada kelompok yang belum bisa menyelesaikan tugas dalam waktu yang telah ditentukan. Hal ini karena anggota kelompok tersebut kurang serius dalam belajar.
(5)   Masih ada kelompok yang kurang mampu dalam mempresentasikan hasil kegiatan kelompok.
(6)   Guru yang bertindak sebagai tutor dalam kelompok belajar, tampak belum berfungsi sebagaimana mestinya.
        Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai pada tindakan siklus I, maka pada pelaksanaan siklus II dapat dBapakat perencanaan sebagai berikut.
(1)   Memberikan motivasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi dalam merespon tuntutan pembelajaran.
(2)   Lebih intensif membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.
(3)   Memperjelas tugas tutor di dalam kelompok belajarnya.
(4)   Memberi pengakuan atau penghargaan (reward).

Siklus II     
1)    Perencanaan Tindakan
          Perencanaan tindakan siklus II didasarkan pada hasil refleksi tindakan siklus I. Langkah-langkah yang ditempuh oleh tim peniliti pada tahap ini, sebagai berikut.
(1)   Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran menulis huruf hijaiyah yang akan disajikan dengan menggunakan teknik menulis terbimbing.
(2)   Membuat lembar kerja siswa.
(3)   Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
(4)   Membuat instrumen yang digunakan dalam PTK siklus II, antara lain:
·         lembar observasi untuk perencanaan pembelajaran;
·         lembar observasi untuk aktivitas guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran;
·         lembar wawancara untuk guru dan siswa serta teman sejawat.
2)    Pelaksanaan Tindakan
(1)  Kegiatan Awal
Aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan awal berlangsung selama 17 menit. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan cara mengajak siswa untuk mengingat kembali materi ajar yang telah dipelajarinya pada tindakan siklus I. Seluruh siswa tampak memenuhi ajakan guru. Bahkan, ada beberapa orang siswa yang berkomunikasi langsung dengan guru. Oleh karena itu, guru memberikan pujian yang baik kepada mereka.
Setelah mengadakan apersepsi, guru menjelaskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa dan cara belajar untuk mencapainya. Adapun ilustrasi penyampaian guru kepada siswa, seperti dikutip berikut “Anak-anak pada hari ini kalian memasuki pembelajaran menulis huruf hijaiyah siklus II. Bapak berharap kepada kalian, semoga berhasil mencapai tujuan tujuan. Agar berhasil mencapainya, kalian harus bersungguh-sungguh dalam mengikuti tahapan belajar yang dianjurkan. Sebelum itu, Bapak ingin bertanya kepada kalian “sanggupkah untuk itu?” Seluruh siswa menjawab “sanggup Pak”. Tanpa membuang waktu, guru menginstruksikan kepada seluruh siswa supaya segera membentuk kelompok belajar seperti pada pembelajaran yang telah lalu (siklus I). Dalam waktu lebih kurang 5 menit, kelompok belajar yang diharapkan sudah terbentuk. Di bawah komando guru, seluruh siswa berdoa dengan khusu. Selesai berdoa, guru menutup kegiatan awal dengan satu pesan berikut “Siapa yang bersungguh-sungguh dalam belajar, cepat atau lambat akan menjadi pintar”.  Seluruh siswa tampak dapat memahami benar ungkapan bijak ini.  


(2)    Kegiatan Inti
Mengawali kegiatan inti, guru menebar pandangan kepada seluruh siswa. Setelah merasa yakin bahwa para siswanya berkonsentrsi ke depan, barulah menjelaskan materi ajar, yang meliputi arti huruf hijaiyah, dan teknik menulis huruf hijaiyah tugal maupun bersambung disertai contoh. Dalam pada itu, tampak siswa berusaha memahaminya dengan seksama. Upaya ini berhasil membangun pemahaman awal seluruh siswa.  Ini yang dimaksud dengan tahap mengonstruksi (eksplorasi) pada tahap awal pembelajaran menulis huruf hijaiyah dengan menggunakan teknik menulis terbimbing. Siswa belajar mengonstruksi (mengeksplorasi) materi ajar secara bertahap, yaitu mulai dari hal yang sederhana (menulis huruf hijaiyah secara tunggal) menuju ke hal yang kompleks dan rumit (menulis huruf hijaiyah bersambung).
Selesai kegiatan mengonstruksi, guru memberikan bahan elaborasi dan kolaborasi. Bahan elaborasi yang diberikan kepada siswa berkaitan dengan kesalahan dalam contoh menulis huruf hijaiyah secara tunggal dan bersambung, sedangkan bahan kolaborasinya membenahi kesalahan berdasarkan pandangan kelompok, sesuai dengan ketentuan (elaborasi dan kolaborasi). Materi ajar ini terdapat pada lembar kerja yang dibagikan guru kepada setiap kelompok. Saat elaborasi dan kolaborasi sedang berlangsung, tutor dalam setiap kelompok menyaring hasil belajar masing-masing dan kemudian ia menjelaskan porolehannya ini kepada anggota kelompok. Tanpa harus menunggu lama jawaban dari siswa pada masing-masing kelompok belajar, guru segera menjelaskan tata cara memenuhi tuntutan tersebut disertai contoh yang lengkap. Upaya ini berdampak pada peningkatan pemahaman siswa dalam memenuhi setiap tuntutan pembelajaran. Setelah dianggap cukup, guru menyilakan kepada siswa untuk belajar memenuhi setiap tuntutan tersebut. Seluruh siswa kelihatan serius menghadapi tuntutan demi tuntutan tadi. Setelah dianggap cukup, guru menginstruksikan kepada siswa agar masing-masing kelompok mengumpulkan hasil pekerjaan anggota kelompoknya. Ketua kelompok segera mengumpulkan dan guru memberikan tugas kepadanya untuk mengambil hasil pekerjaan kelompok lain untuk direfleksi oleh anggota kelompoknya serta mempresentasikan hasilnya yang ditujukan kepada kelompok belajar yang direfleksi hasil pekerjaannya. Selama kegiatan ini sedang berlangsung, guru membimbing secara intensif. Mengakhiri kegiatan ini, guru menilai hasil pekerjaan masing-masing kelompok belajar dan kepada siswa yang hasil belajarnya lebih baik, guru memberikan penghargaan khusus (reward).
(3)  Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir berlangsung selama 35 menit. Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru dan siswa tidak jauh berbeda dengan siklus I. mengawali kegiatan akhir, guru berusaha memahamkan siswa dengan cara memberi simpulan materi ajar yang telah dipelajari. Seluruh siswa menuliskan simpulan tersebut di buku catatan hariannya dengan tertib. Mengakhiri kegiatan akhir, guru mengadakan evaluasi terhadap kemampuan siswa.  Pelaksanaan kegiatan evaluasi pun berlangsung dengan tertib. Akhirnya guru dan siswa menutup pembelajaran dengan do’a.
Guna melengkapi hasil observasi di atas, penulis mengadakan wawancara dengan guru dan beberapa orang siswa dengan tujuan untuk memperoleh keterangan-keterangan sebagai berikut.
·         Guru merasa puas atas hasil upayanya yang telah mampu mengubah cara belajar siswa menjadi lebih baik dari sebelumnya.
·         Guru merasa puas atas hasil upayanya telah membawa siswa pada perubahan proses belajar yang sebenarnya.
·         Guru merasa yakin bahwa perubahan perilaku siswa dalam belajar dan berikut hasilnya karena ada perlakuan. Perlakuan ini mengenai sasaran, sehingga tuntutan pembelajaran dapat dipenuhi dengan baik oleh setiap siswa.
·         Siswa merasa senang pada cara belajar yang baru saja ditempuhnya di siklus II.
·         Siswa telah memperoleh pengalaman menarik yang sebelumnya tidak demikian, baik pada saat belajar mengonstruksi (mengeksplorasi), konsolidasi, elaborasi, maupun kolaborasi.
·         Siswa merasakan lebih bermakna ketika mengalami sendiri tahapan-tahapan yang sebenarnya.
Selain diperoleh beberapa keterangan di atas, juga diperoleh hasil penilaian guru terhadap aktivitas belajar siswa yang menyerminkan konteks pembelajaran. Hasil penilaian tersebut diuraikan pada bagian observasi.
3)    Observasi dan Evaluasi
Hasil observasi dan evaluasi pelaksanaan tindakan siklus II menunjukkan perubahan yang lebih baik daripada siklus I. Jelasnya mengenai hal itu, sebagai berikut.
(1)  Hasil observasi aktivitas siswa dalam PBM menulis huruf hijaiyah yang disajikan dengan menggunakan teknik menulis terbimbing selama siklus II dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini.
Tabel 2
Aktivitas Siswa dalam Kelompok pada Siklus II
Kelompok
Skor Perolehan
Skor Ideal
%
Keterangan
Diponegoro
12
16
75

Hasanudin
13
16
81

Imam Bonjol
14
16
88
Tertinggi
Patimura
11
16
69

Cut Nya Dien
10
16
63
Terendah
Teuku Umar
11
16
69

Kartini
12
16
75

Dewi Sartika
13
16
75

Rerata
12
16
74


Grafik 2
Perolehan Skor Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus II
















(2)  Hasil observasi aktivitas guru dalam PBM menulis huruf hijaiyah yang disajikan dengan menggunakan teknik menulis terbimbing pada siklus II tergolong sedang. Hal ini berarti mengalami perbaikan dari siklus I. Dari skor ideal 44, nilai yang diperoleh adalah 35 atau 80%.
(3)  Hasil evaluasi penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran pada siklus II juga tergolong sedang, yakni dari nilai skor ideal 100 nilai rerata skor perolehan adalah 70 atau 70%.
(4)  Hasil evaluasi siklus II mengalami peningkatan yang sebelumnya 5,48 menjadi 6,53. Ini berarti naik 1,05.
4)    Refleksi dan Perencanaan
      Adapun keberhasilan yang diperoleh selama siklus II ini, sebagai berikut.
(1)   Aktivitas siswa dalam PBM sudah mengarah ke langkah-langkah teknik menulis terbimbing. Siswa mampu membangun kerja sama dalam kelompok untuk memahami tugas yang diberikan guru. Siswa mulai mampu berpartisipasi dalam kegiatan dan tepat waktu dalam melaksanakannya. Siswa mulai mampu mempresentasikan hasil kerja dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari data hasil observasi terhadap aktivitas siswa meningkat dari 69% pada siklus I menjadi 74% pada siklus II.
(2)   Meningkatnya aktivitas siswa dalam PBM didukung oleh meningkatnya aktivitas guru dalam mempertahankan dan meningkatkan suasana pembelajaran menulis huruf hijaiyah yang mengarah pada langkah-langkah teknik menulis terbimbing. Guru secara intensif membimbing siswa saat mengalami kesulitan dalam PBM. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas guru dalam PBM meningkat dari 61,36% pada siklus I menjadi 80% pada siklus II.
(3)   Meningkatnya aktivitas siswa dalam melaksanakan evaluasi berdampak pada meningkatnya kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran menulis huruf hijaiyah. Hal ini berdasarkan hasil evaluasi diperoleh 6,20 pada siklus I meningkat menjadi 7,00 pada siklus II.
(4)   Meningkatnya rata-rata nilai ulangan pada siklus 2 menjadi 6,53.

Siklus III
1)    Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan siklus III berusaha mengakomodasi hasil refleksi tindakan siklus II, antara lain: (1) memberikan motivasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi dalam merespon tuntutan pembelajaran; (2) lebih intensif membimbing kelompok yang mengalami kesulitan; (3)  memberi pengakuan atau penghargaan (reward); (4) memerankan tutor dalam kelompok belajar. Dasar pertimbangan ini disepakati oleh tim peneliti. Kegiatan lain yang ditempuh pada tahap ini, sebagai berikut.
(1)   Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran menulis huruf hijaiyah yang akan disajikan dengan menggunakan teknik menulis terbimbing.
(2)   Membuat lembar kerja siswa.
(3)   Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
(4)   Membuat instrumen yang digunakan dalam PTK siklus III, antara lain:
·         lembar observasi untuk perencanaan pembelajaran;
·         lembar observasi untuk aktivitas guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran;
·         lembar wawancara untuk guru dan siswa serta teman sejawat.
2)            Pelaksanaan Tindakan
(1)  Kegiatan Awal
Aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan awal berlangsung selama 17 menit. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan cara mengajak siswa untuk mengingat kembali materi ajar yang telah dipelajarinya pada tindakan siklus II. Kepada siswa yang mampu mengingat dengan baik, guru memberikan pujian dan kepada yang lain memotivasi agar memiliki keberanian untuk menyampaikan daya ingatnya.
Setelah mengadakan apersepsi, guru menjelaskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa dan cara belajar untuk mencapainya. Seluruh siswa tampak memahami benar informasi yang disampaikan guru. 
(2)  Kegiatan Inti
Tanpa menunggu intruksi dari guru, seluruh siswa membentuk kelompok belajar. Kegiatan ini berlangsung dengan tertib. Setelah tampak dalam kondisi yang diharapkan, guru menyajikan materi ajar, memberikan bahan eksplorasi, konsolidasi, elaborasi, dan kolaborasi kepada masing-masing kelompok belajar.
Dalam kelompok belajar, seluruh siswa tampak berinteraksi mengikuti petunjuk guru. Kegiatan ini berlangsung lebih baik dari sebelumnya. Hal ini karena pengalaman masing-masing siswa selama mengikuti tiga siklus pembelajaran menulis huruf hijaiyah berdasarkan langkah-langkah teknik menulis terbimbing. Selama kegiatan ini sedang berlangsung, guru membimbing proses belajar siswa secara intensif, memberi bantuan kepada siswa yang cukup mengalami kesulitan dalam memenuhi setiap tuntutan. Mengakhiri kegiatan inti, guru memberikan waktu selama 5 menit untuk mempresentasikan hasil kerja salah satu kelompok. Sementara itu, kepada siswa dalam kelompok lain, disilakan untuk menanggapi dan atau menambahkan bila mana diketahui ada kekurangan dari pembahasan kelompok belajar yang sedang tampil. Mengakhiri kegiatan ini, guru menilai hasil pekerjaan masing-masing kelompok belajar dan kepada siswa yang hasil belajarnya lebih baik, guru memberikan penghargaan khusus (reward).
(3)  Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir berlangsung selama 35 menit. Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru dan siswa tidak jauh berbeda dengan siklus I. mengawali kegiatan akhir, guru berusaha memahamkan siswa dengan cara memberi simpulan materi ajar yang telah dipelajari. Seluruh siswa menuliskan simpulan tersebut di buku catatan hariannya dengan tertib. Mengakhiri kegiatan akhir, guru mengadakan evaluasi terhadap kemampuan siswa.  Pelaksanaan kegiatan evaluasi pun berlangsung dengan tertib. Akhirnya guru dan siswa menutup pembelajaran dengan do’a.
Guna melengkapi hasil observasi di atas, penulis mengadakan wawancara dengan guru dan beberapa orang siswa dengan tujuan untuk memperoleh keterangan-keterangan sebagai berikut.
·         Guru merasa sangat puas atas hasil upayanya yang telah mampu mengubah cara belajar siswa menjadi lebih baik dari sebelumnya.
·         Guru merasa sangat puas atas hasil upayanya telah membawa siswa pada perubahan proses belajar yang sebenarnya.
·         Guru merasa lebih yakin bahwa perubahan perilaku siswa dalam belajar dan berikut hasilnya karena ada perlakuan. Perlakuan ini mengenai sasaran, sehingga tuntutan pembelajaran dapat dipenuhi dengan baik oleh setiap siswa.
·         Siswa merasa senang pada cara belajar yang baru saja ditempuhnya di siklus III.
·         Siswa telah memperoleh pengalaman menarik yang sebelumnya tidak demikian, baik pada saat belajar mengonstruksi (mengeksplorasi), konsolidasi, elaborasi, maupun kolaborasi.
·         Siswa merasakan lebih bermakna ketika mengalami sendiri tahapan-tahapan yang yang sebenarnya.
Selain diperoleh beberapa keterangan di atas, juga diperoleh hasil penilaian guru terhadap aktivitas belajar siswa yang menyerminkan aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran.
Ada beberapa catatan yang menggambarkan hasil pengamatan masing-masing terhapap pelaksanaan tindakan siklus III, seperti dijelaskan berikut.
·         Suasana pembelajaran menulis huruf hijaiyah sudah lebih mengarah pada langkah-langkah teknik menulis terbimbing. Tugas yang diberikan guru kepada kelompok dengan menggunakan lembar kerja akademik mampu dikerjakan dengan lebih baik lagi. Siswa dalam satu kelompok menunjukkan saling membantu untuk menguasai materi pelajaran yang telah diberikan melalui tanya jawab atau diskusi antarsesama anggota kelompok. Siswa kelihatan lebih antusias mengikuti PBM.
·         Hampir semua siswa merasa termotivasi untuk bertanya dan menanggapi suatu presentasi dari kelompok lain.
·         Suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sudah lebih tercipta
3)    Observasi dan Evaluasi
Hasil observasi selama siklus III dapat dijelaskan sebagai berikut.
(1)  Hasil observasi aktivitas siswa dalam PBM pada siklus III tertuang pada tabel dan grafik berikut.



Tabel 3
Perolehan Skor Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus III
Kelompok
Skor Perolehan
Skor Ideal
%
Keterangan
Diponegoro
14
16
88

Hasanudin
14
16
88

Imam Bonjol
15
16
94
Tertinggi
Patimura
13
16
81

Cut Nya Dien
12
16
75
Terendah
Teuku Umar
13
16
81

Kartini
14
16
88

Dewi Sartika
14
16
89

Rerata
12
16
85


Grafik 3
Perolehan Skor Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus III


(2)  Hasil observasi siklus III, aktivitas guru dalam PBM mendapat rerata nilai perolehan 40 dari skor ideal 44 atau 91%. Hal ini berarti menunjukkan adanya peningkatan yang sangat signifikan.
(3)  Hasil evaluasi siklus III, penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran menulis huruf hijaiyah yang disajikan dengan menggunakan teknik menulis terbimbing memiliki nilai rerata 85 atau 85% dari skor ideal 100. Hal ini menunjukkan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran tergolong tinggi.
(4)  Hasil evaluasi siklus III mengalami peningkatan yang cukup berarti, yakni 7,60, sedangkan sebelumnya 5,48 pada siklus I dan pada siklus II adalah  6,53.
4)    Refleksi
Adapun keberhasilan yang diperoleh selama siklus 3, sebagai berikut.
(1)   Aktivitas siswa dalam PBM menulis huruf hijaiyah sudah mengarah ke langkah-langkah teknik menulis terbimbing.  Siswa mampu membangun kerja sama dalam kelompok untuk memahami tugas yang diberikan guru. Siswa mulai mampu berpartisipasi dalam kegiatan dan tepat waktu dalam melaksanakannya. Siswa mulai mampu mempresentasikan hasil kerja. Hal ini dapat dilihat dari data hasil observasi terhadap aktivitas siswa meningkat dari 74% pada siklus II menjadi 85% pada siklus III.
(2)   Meningkatnya aktivitas siswa dalam PBM didukung oleh meningkatnya aktivitas guru dalam mempertahankan dan meningkatkan suasana pembelajaran menulis huruf hijaiyah yang mengarah pada langkah-langkah teknik menulis terbimbing. Guru secara intensif membimbing siswa, terutama saat siswa mengalami kesulitan dalam PBM dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas guru dalam PBM meningkat dari 80% pada siklus II menjadi 91% pada siklus III.
(3)   Meningkatnya aktivitas siswa dalam melaksanakan evaluasi berkontrBapaksi terhadap meningkatnya kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran. Hal ini berdasarkan hasil evaluasi 7,00 pada siklus II meningkat menjadi 8,50 pada siklus III.
(4)   Meningkatnya rata-rata nilai ulangan siklus III dari 5,48 (ulangan siklus I) menjadi 6,53 (ulangan siklus II) dan 7,33 (ulangan siklus III).

H.   Simpulan dan Saran
a.    Simpulan
        Setelah membahas hasil penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran menulis huruf hijaiyah yang disajikan dengan menggunakan teknik menulis terbimbing, akhirnya dapat diambil suatu simpulan guna menjawab pokok masalah yang menjadi fokus kajian, yaitu sebagai berikut.
1.   
80
 
Langkah-langkah menggunakan teknik menulis terbimbing untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis huruf hijaiyah menempuh tahapan strategis berikut: (1) menyusun perencanaan pembelajaran menulis huruf hijaiyah berdasarkan langkah-langkah teknik menulis terbimbing; (2) melaksanakan pembelajaran menulis huruf hijaiyah sesuai dengan rencana; (3) mengevaluasi aktivitas dan hasil belajar siswa; dan (4) menindaklanjuti hasil refleksi terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Proses yang ditempuh dalam setiap tahapan ini, baik yang dilakukan guru maupun siswa tidak lepas dari ketentuan yang berlaku, demi tercapainya tujuan yang diharapkan. Aktivitas belajar siswa bukan saja secara bertahap sesuai dengan norma pembelajaran ini, tetapi juga hasil yang didapat pun secara bertahap meningkat pula. Siswa menjadi aktif dan memahami perannya sebagai apa dalam anggota kelompoknya. Antarsiswa bukan saja tampak merasa senang dan antusias saat berbagi ide dan bertanya jawab, tetapi juga santun dalam melakukan hal itu. Itu sebabnya teknik menulis terbimbing diterapkan.
2.    Kemampuan siswa meningkat dalam menulis huruf hijaiyah setelah digunakan teknik menulis terbimbing, baik dilihat dari aktivitas maupun hasil belajarnya. Selain aktivitas belajar siswa terkesan lebih bermakna (meaningful learning), potensi aktifnya pun dalam menggali ide, saling berbagi dan menerima gagasan sehubungan dengan materi ajar, bertanya jawab dengan teman dan guru, kreatif dalam prakarsa dan tindakan dengan tidak melukai perasaan satu sama lain, hal ini terjadi pada saat proses pembelajaran ini berlangsung. Dengan sendirinya, hasil belajar masing-masing siswa setelah menempuh proses akitivitas belajar secara terlatih ini, meningkat. Hal ini terbukti dari hasil observasi memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas yang pada siklus I hanya rata-rata 69% menjadi 74% pada siklus II,  dan 85% pada siklus II. Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan rata-rata hasil ulangan harian, yakni siklus I mencapai 5,48 menjadi 6,53 pada siklus II dan 7,33 pada siklus III. Melalui langkah-langkah teknik menulis terbimbing, siswa membangun sendiri pengetahuan, menemukan langkah-langkah dalam mencari penyelesaian dari suatu materi yang harus dikuasai oleh siswa, baik secara individu maupun kelompok.
b.    Saran
         Telah terbuktinya teknik menulis terbimbing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis huruf hijaiyah, maka diajukan saran sebagai berikut.
1.    Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan teknik menulis terbimbing sebagai suatu alternatif guna mencapai tujuan pembelajaran menulis huruf hijaiyah, yaitu siswa aktif dalam belajar dan berhasil mencapai hasil belajar yang diinginkan. Setiap tahapan yang sudah ditempuh, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi dan tindak lanjut, akan menjadi lebih baik apabila direnungkan secara bijak agar diperoleh proses setiap tahapan yang akurat.
2.    Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan, baik dalam mengelola pembelajaran yang sama, maupun yang lain di dalam atau di luar mata pelajaran ini.  
I.                            Daftar Rujukan
Abdul Karim Husain, (1985), Seni Kaligrafi Khat Naskhi, Jakarta: CV. Pedoman    Ilmu Jaya.
Abdul Majid dan Dian Andayani, (2004), Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Abdul Rachman Shaleh, (2005), Pendidikan Agama Islam dalam Pembangunan Watak Bangsa, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Aep Kusnawan, (2004), Berdakwah Lewat Tulisan, Bandung: Mujahid Press.
Ahmad Izza, (2004), Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: Humaniora.
Departemen Agama Republik Indonesia, (2005), Al-Quran dan Terjemahnya, Bandung: CV Penerbit J-ART.
Fadlulah, (2008), Orientasi Baru Pendidikan Islam, Jakarta: Diadit Media.
Hadari Nawawi, (1998), Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Harun Rasyid, (1999), Metode Penelitian Kuantitatif,. Romeo Grafika.
Hendra Sugiantoro, Menulis, Tradisi Islam, http://www.dakwah-uny.com/berita-151-menulis, tradisi Islam. htm. (diakses 20 September 2010).
Hendry Wahyudi, (2004), Kemampuan Membaca dan Menulis Al-Qur’an Mahasiswa Tarbiyah STAIN Pontianak Angkatan 2003-2004 Skripsi: STAIN.
Ibnu Hajar, (1996), Dasar-Dasar Metodologi Kuantitatif  Dalam Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Indasyah, (2007), Kemampuan Menulis Ayat-Ayat Al-Quran pada Mahasiswa STAIN Pontianak Angkatan 1995/1996, Skripsi: STAIN.
Muhammad Bin Muhammad Abu Syuhbah, (2003), Studi Ulumul Qur’an: Telaah atas Mushaf Ustmani, Bandung: CV Pustaka Setia.
M. Quraish Shihab, (1999), Wawasan Al-Qur’an, Bandung: Mizan.
Nana Sudjana, (1989), Metode Statistika, Bandung: Tarsito.
Sugiyono, (2008), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta.
Surya Madya, Dkk, (2004), Kiat Mudah&Cepat Baca Al-Qur’an, Jakarta: Pustaka Amma.